English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Selasa, 09 Oktober 2012

Kujang Senjata Khas Jawa Barat


Kujang Senjata Khas Jawa Barat
Siapa yang tak kenal Kujang? Senjata khas Jawa Barat ini mulai dibuat sekitar abad 8 atau 9 Masehi, dan merupakan alat pertanian pada awalnya. Kujang berkembang menjadi sebuah benda yang bernilai simbolik dan sakral. Wujud baru tersebut yang kita kenal saat ini diperkirakan lahir antara abad 9 – 12 Masehi.
Kujang berasal dari kata KUDIHYANG (Kudi dan Hyang). Kudi berasal dari bahasa Sunda Kuno yang berarti kekuatan gaib Sakti. Sedangkan Hyang bermakna Dewa. Bagi masyarakat Sunda bahkan lebih tinggi, dimana Hyang bermakna di atas Dewa. Hal ini tercermin dalam ajaran “ Desa Prebakti ” dalam naskah “ Sanghyang Siksa Kanda Ng Karesian ” disebutkan “ Dewa Bakti di Hyang ”. Maka secara umum Kujang adalah Pusaka yang mempunyai kekuatan gaib sakti yang berasal dari para Dewa (Hyang).


Karateristik sebuah Kujang memiliki nama-nama bagian seperti Papatuk/Congo (ujung kujang yang menyerupai panah), Eluk/Silih (lekukan bagian punggung), Tadah (lekukan menonjol pada bagian perut) dan Mata (Lubang kecil yang ditutup emas dan perak).
Kujang cenderung tipis, bahannya bersifat kering, berpori dan banyak mengandung unsur logam alam. Pada masa Kerajaan Galuh dan Padjajaran, orang yang ahli dalam membuat Kujang disebut Guru Teupa.
Dalam proses pembuatannya seorang Guru Teupa harus mengikuti aturan-aturan tertentu agar Kujang dapat berbentuk sempurna. Seperti waktu untuk memulai membuat Kujang yang dikaitkan dengan kemunculan Bintang di langit atau Bintang Kerti.
Kujang bagi orang Sunda merupakan piandel atau berfungsi sebagai penguatan karakter  ataujati diri, karena kujang merupakan simbol dari kosmologi Sunda (mikrokosmos/jagat leutik dalam bahasa Sunda. Selain dari fungsi piandel, kujang dinal juga dengan sebutan gagaman  atau sebuah perlambang bagi manusia Sunda yang sudah memiliki ageman atau disiplin ilmu tertentu. Kujang berfungsi pula sebagai simbol dari etika /atikan Sunda dan estetika/anggitan Sunda.
Spt halnya keris jawa, kujang jg bermata 2. kedua sisinya sama2 tajam, hanya bentuknya yg berbeda. Kujang memiliki ornamen spt lubang2 kecil & bergerigi atau lekukan pd salah satu sisinya. Lubang2 kecil itu berbeda2, ada yg 3 lubang & ada yg 5 lubang.
Ketajaman di kedua belah sisi tsb mempunyai makna dan filosofis tersendiri bagi masyarakat sunda. Yaitu : seiring dg kandungan 2 makna yg merefleksikan adanya 2 sisi ketajaman kritis dlm kehidupan, baik kehidupan individu maupun kolektif atau sosial kemasyarakatan.
Hampir semua lapisan masyarakat sunda mengenal kujang sbg senjata tradisional mrk. Namun, tdk banyak diantara mrk yg bisa menjelaskan hal ikhwal senjata khas itu. Dan kemungkinan besar literatur tentang kujang malah berbahasa asing yg notabene dibuat atau ditulis oleh orang luar.
 Semoga Menjadi bahan bacaan yang bermanfaat sobat. . .

0 komentar:

Posting Komentar